Pendampingan Pembuatan Pupuk Organik dan Biogas
Pelatihan pembuatan pupuk organik dan biogas ini merupakan kelanjutan dari program Sentra Ternak Terpadu (SENTER) yang melibatkan sejumlah kelompok ternak yang berasal dari tiga desa ring satu PLTU Tanjung Jati B. Masing-masing kelompok ternak beranggotakan 10 hingga 24 anggota.
Program SENTER atau bantuan pinjaman kambing induk bergulir tersebut sudah dimualai sejak Juli 2015. Program ini diberikan melalui CSR PLN Pembangkitan Tanjung Jati B Jepara dan dinilai cocok dengan kondisi geografis dan sosial masyarakatnya. Sebab, masyarakat lokal selama ini menggantungkan hidup dari bertani, atau menjadi nelayan. Sementara di sela kesibukan utamanya tersebut, warga masih tetap menyempatkan untuk memelihara kambing.
Bantuan tahap I diberikan 62 induk kambing kepada delapan kelompok ternak sekaligus sebagai pilot project. Delapan bulan program berjalan,jumlah anakan kambing sudah mencapai 138 ekor. Dianggap berhasil dengan bantuan tahap I, PLN Tanjung Jati B kembali menggulirkan 50 induk kambing di tahap kedua kepada sepuluh kelompok ternak.
5 tahun program SENTER dari 62 ekor kambing jadi 1035 ekor kambing, proyeksi perhitungan yang digunakan cukup sederhana. Selama delapan bulan program berjalan sejak Juni - Maret 2016 dari 62 ekor bantuan kambing bergulir sudah bertambah menjadi 138 ekor kambing. Jika program ini berjalan selama lima tahaun kedepan bakal lahir anakan kambing baru. Jika dikalkulasikan setidaknya akan ada sebanayk 1035 sekor kambing. Itupun hanya hasil dari tahap satu! Jumlah ini akan semakin bertambah meningkat, karena untuk tahap dua digulirkan lagi sebanyak 50 ekor kambing.
PLN Tanjung Jati B ingin masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat bantuan kambing tersebut dari penjualan hasil anakan tapi lebih dari itu. Melalui program CSR, PLN Tanjung Jati B dengan menggandeng UNDIP memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk organik dan biogas dimana sebelumnya akan dibangun kandang komunal berkuran besar yang mampu menampung kurang lebih 50 ekor kambing.
Dari kotoran kambing yang ada, peternak akan dilatih bagaimana membuat pupuk organik yang nantinya bisa digunakan sendiri atau dijual dan menjadi penghasilan tambahan. Menurut Dr.Ir Merry Chistiyanto,M.P nara sumber dalam acara yang dilaksanakan di Balai Desa Tubanan tersebut. Peternak kudus mampu meraup penghasilan hingga 2 juta perminggu dari pengelolaan urin ternak menjadi Pupuk Organik Cair (POC).
Sedangkan untuk biogas sendiri nantinya masyarakat bisa menggunakannya sebagai gantinya gas elpiji atau untuk lampu penerangan yang tentunya akan mengurangi pengeluaran baiya hidup. Limbah yang dihasilkan dari biogas itu sendiri nantinya bisa langsung digunakan untuk pupuk kompos dan sudah tidak bau.
0 Response to "Pendampingan Pembuatan Pupuk Organik dan Biogas"
Posting Komentar